BAB
I
PENDAHULUAN
Istilah Public Relations atau PR yang di Indonesia
diterjemahkan menjadi Hubungan Masyarakat atau disingkat Humas, kini tampak
semakin berkembang baik dalam kegiatan studi secara akademik maupun dalam
kegiatan operasionalnya, di pemerintahan atau pun lembaga-lembaga dan
perusahaan swasta.
SEJARAH
DAN PERKEMBANGAN PUBLIC RELATIONS
Asal
Mula Organisasi Public Relations
Istilah Public Relations sebenarnya baru dikenal pada
abad ke-20, namun gejalanya sudah tampak sejak abad-abad sebelumnya, bahkan
sejak manusia masih primitif . Unsur-unsur dasarnya memberi informasi,
membujuk, dan mengintegrasikan khalayak selalu tampak dalam kehidupan
masyarakat zaman dulu.
Gejala tersebut terlihat pada adanya hubungan yang
harmonis diantara individu-individu, individu dengan kelompok, ataupun
antar-kelompok di dalam pergaulan hidup mereka.
Di zaman purbakala orang berhubungan dengan orang lain
yang berjauhan tempatnya melalui tanda-tanda berupa asap api di atas gunung
atau tabuh-tabuhan, tiada lain untuk menaruk perhatian dalam rangka
memberitahukan sesuatu kepada orang lain atas dasar memelihara hubungan baik
dengan sesamanya.
Perkembangan
Demokrasi
Kegiatan-kegiatan Public Relations pada abad pertengahan
diperluas dengan adanya perkembangan kehidupan demokrasi. Sifat-sifat merasa
merdeka, sama derajat, dan memiliki harga diri serta jaminan atas hasil
produksinya, mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan perdagangan pada
masa itu. Secara tidak disadari mereka mempraktikkan Public Relations dengan
tujuan memberikan pelayanan yang baik kepada publiknya melalui persaingan yang
bebas.
Revolusi
Industri
Revolusi Industri di awal abad ke-19 ikut pula mendorong
pesatnya perkembangan Public Relations. Penemuan-penemuan baru dalam lapangan
perindustrian meningkatkan cara kegiatan Public Relations pada taraf yang lebih
tinggi dan lebih luas lagi.
( halaman 16-20)
Setelah
peperangan melawan Napoleon Bonaparte berakhir, Inggris memperoleh kedudukan
yang lebih baik di Eropa. Banyak kemajuan yang bias dicapai antara lain
menguasai lautan, daerah jajahan semakin bertambah, perniagaannya semakin maju
pesat. Inggris telah berubah dari Negara agraris menjadi Negara industry yang
pabrik-pabrik besar dan modern, karenanya Inggris mulai mengadakan perubahan
besar-besaran dalam cara berproduksi, sejalan dengan oenemuan-penemuan baru
dalam lapangan teknologi.
Public
Relations Modern
Baik pesatnya perkembangan demokrasi maupun majunya
perkembangan industry, semuanya menyebabkan pergeseran-pergeseran yang
mengakibatkan perubahan dalam kemajuan yang luas, tidak saja dalam bidang
perdagangan dan perniagaan tetapi juga dalam lapangan politik, ekonomi, sosial,
budaya, pertahanan, keamanan, dan sebagainya.
Dengan semakin pesatnya perkembangan tersebut, semua
badan pemerintahan, industry, juga perdagangan mulai menyadari akan pentingnya Public Relations. Karenanya
timbul kebutuhan akan orang-orang yang khusus memiliki pengetahuan di bidang
Public Relations .
Untuk memenuhi kebutuhan yang dimaksud maka didirikanlah
fakultas-fakultas Public Relations di berbagai perguruan tinggi. Dari
fakultas-fakultas yang dimaksud pula lahir para Public Relations Specialist
dalam bidang perusahaan.
PUBLIC
RELATIONS SEBAGAI KARYA PUBLISISTIK
Publisisitik pada dasarnya adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari pernyataan antar manusia yang umum dan actual, dan bertugas
menyelidiki secara ilmiah pengaruh pernyataann itu dari mulai ditimbulkan orang
sampai tersiar dalam pers, radio, dan sebagainya, serta akibatnya kepada si
penerima pernyataan itu.
Unsur-unsur terjadinya
proses komunikasi:
1. Sumber,
yaitu segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Baik itu berupa data, fakta,
maupun peristiwa yang terjadi
2. Komunikator,
yaitu orang atau orang-orang yang menyampaikan pernyataan atau pendapat,
gagasa, dan buah pikirannya.
3. Pesan
atau pernyataan, yaitu pendapat atau pesan komunikator terhadap sumber yang
dilihat, didengar, atau dialaminya.
4. Media,
yaitu sarana yang akan dipergunakan untuk menyalurkan atau menyampaikan pesan
( halaman 23-26)
5. Tujuan,
yaitu sasaran yang hendak dicapai oleh komunikator
6. Komunikan,
yaitu orang yang menerima pesan yang disampaikan.
7. Efek
atau akibat yang timbul pada diri komunikan atas tujuan komunikasi yang dilancarkan
komuikator.
Karya Publisistik
berupa :
1.
Jurnalistik
2.
Public Relations
3.
Penerangan
4.
Propaganda
5.
Dakwah
6.
Indoktrinasi
7.
Pendidikan
PENGERTIAN
DAN DEFINISI PUBLIC RELATIONS
·
PUBLIC
Public
adalah perhatian dan kepentingan, bukan kehidupan atau hubungan antar
anggotanya. Itulah sebabnya dalam pemakaian kata public pada kelima istilah
tersebut menimbulkan makna yang berbeda.
Dalam
kematangannya , public bias merupakan pengelompokan yang tidak memiliki
struktur dalam arti tida mempunyai hierarki, peran sosial, dan norma tertentu,
dengan penekanan pada adanya minat dan perhatian bersama teerhadap suatu hal.
·
RELATIONS
Istilah
relations pada hakikatnya dimaksudkan dengan kegiatan membentuk suatu pertalian
relasi atau menjalin hubungan satu sama lain (Webster, 1956: 227). Dengan
demikian, istilah yang dimaksud dengan arti kegiatan komunikasi yang dilakukan
oleh lembaga Public Relations untuk menciptakan hubungan relasi antara
perusahaan, organisasi, badan, atau intansi terkait dengan publiknya.
Dari
pengertian tersebut kiranya bias dipahami
pula kurang tepatnya kita menggunakan istilah hubungan masyarakat bagi
terjemahan public relations.
·
OPINI
PUBLIK
Kegiatan
utama Public Relation yaitu berkomunikasi dalam membentuk relasi sedangkan
prinsip utama dari berkomunikasi adalah bertujuan melakukan
perubahan sikap, pendapat, sifat, perilaku, dan perubahan sosial.
( halaman 29 -35)
DEFINISI
PUBLIC RELATIONS
Public Relations adalah suatu kegiatan komunikasi dan
penafsiran, serta komunikasi-komunikasi dan gagasan-gagasan dari suatu lembaga
kepada publiknya, dan pengkomunikasian informasi, gagasan-gagasan, serta
pendapat dari publiknya itu kepada lembaga tadi, dalam usaha yang jujur untuk
menumbuhkan kepentingan bersama sehingga dapat tercipta suatu persesuaian yang
harmonis dari lembaga itu dengan masyarakatnya.
(halaman 43)
BAB
2
TUJUAN
DAN TUGAS PUBLIC RELATIONS
Tujuan Public Relation dibagi atas dua bagian,
1.
Secara positif berusaha mendapatkan dan
menambah penilaian serta jasa baik suatu organisasi atau perusahaan.
2.
Secaara defensif berusaha untuk membela
diri terhadap pendapat masyarakat yang bernada negatif, bilamana diserang dan
serangan itu kurang wajar, padahal organisasi atau perusahaan itu tidak salah
(terjadi kesalapahaman). Dengan demikian, tindakan ini merupakan salah satu
aspek penjagaan atau pertahanan
Dalam
kegiatan komunikasi dikenal ada 4 teknik berinteraksi, yaitu :
1.
Teknik informatif
2.
Teknik Instruktif
3.
Teknik Pesuasif, dan
4.
Human relations
Untuk
memenangkan pengaruh di khalayak, khususnya public, Teknik Informatif saja
jelas kurang bias diandalkan, sebab walaupun publik sudah menerima informasi
tentang barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan, belum tentu hatinya atau
pikirannya terdorong untuk membeli atau menggunakan (memiliki) barang atau jasa
tersebut.
Teknik
Instruktif mungkin bias menggerakkan public untuk membeli atau menggunakannya,
namun mereka melakukannya secara terpaksa, dan kesadaran untuk membeli atau
memiliki dan menggunakannya pun hanya seketika saja.
( halaman 53 )
Teknik
yang paling efektif memelohara barang atau jasa yang di tawarkan itu adalah
Teknik Persuasif. Dalam masyarakat demokratis, usaha mempengaruhi sikap, sifat,
dan pendapat, hanyalah bias dilakukan melalui persuasi (bujukan atau ajakan).
Persuasi
adalah kegiatan psiklogis dalam usaha mempengaruhi sikap, sifat, pendapat, dan
tingkah laku seseorang atau orang banyak.
HAMBATAN-HAMBATAN
Hal yang paling sukar dalam usaha persuasi melalui
komunikasi itu adlah usaha gar orang lain dapat menerima atau menanggapinya
seperti cara kita berpikir. Kebisingan (noise-factor) hambatan berupa
suara-suara yang mengganggu jalannya komunikasi sehingga pesan komunikasinya
tidak bias diterima sebagaimana mestinya. Hambatan kebisingan dapat pula
mengganggu siaran radio atau televise, berupa fading (gangguan cuaca).
Factor semantic adalah hambatan berupa pemakaian kata
atau istilah yang menimbulkan salah paham atau pengertian. Hambatan demikian
tidak jarang dapat mengakibatkan kesalahan-kesalahan dan kegagalan yang fatal.
Prasangka merupakan salah satu hambatan berat terhadap
berlangsungnya komunikasi, sebab orang yang memiliki prasangka belum apa-apa
sudah bersikap was-was dan menentang komunikator atau pembicara yang hendak
melancarkan komunikasi.
EVASI
PERSUASI
Hambatan
yang obyektif adalah gangguan dan rintangan terhadap berlangsungnya kegiatan
persuasi, yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain, tapi mungkin disebabkan
oleh keadaan yang tidak menguntungkan (alami).
Adapun
hambatan yang subyektif adalah hambatn yang sengaja dibuat oleh pihak lain
sehingga menimbulkan gangguan bahkan penentangan terhadap usaha persuasi. Dasar
dasar gangguan dan penentangan dimaksud biasanya disebabkan oleh adanya
perbedaan kepentingan, prasangka, tamak, iri hati, apatisme, dan sebagainya.
Ada
4 cara yang di tempuh orang untuk melakukan evasi terhadap persuasi tsb, yaitu
:
1. Menyesatkan
pengertian (understanding derailed)
2. Pemalsuan
isi komunikasi (message made invalid)
3. Mengubah
luas lingkup pandangan (changing frame of reference)
4. Mencemoohkan
komunikasi dengan menyatakan bahwa isinya terlalu sukar (the messege is too
difficult to be understand)
( halaman 56-59)
PENGARUH
NORMA KELOMPOK
Manusia hidup berkelompok. Bagaimanapun kita tidak dapat
lepat dari ikatan kehidupan kelompok. Kelompok sosial adalah sekumpulan orang
yang mempunyai perhatian terhadap hal yang sama, saling member stimulan satu
sama lain, mempunyai loyalitas yang sama, sama-sama bekerja dalam kegiatan
organisasi yang didalamnya terdapat bukan hanya pembagian pekerjaan ataupun
kegiatan interaksi semata, melainkan juga menyangkut kegiatan-kegiatan
perencanaan, antisipasi, persuasi, propaganda, edukasi, dan sebagainya.
Karena memiliki sifat structural itulah maka tiap
kelompok mempunyai norma-normanya sendiri. Norma dimaksud berupa nilai-nilai
dan ukuran hidup uang menentukan mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak
boleh dilakukan. Dalam hal ini norma memiliki fungsi ganda, yaitu memperteguh
rasa bersatu (we-ness) dan mengikat rasa persatuan tersebut. Karenanya norma
dimaksud menjadi landasan hidup para anggota kelompoknya.
PENDEKATAN
PERSUASI
Apabila hendak mengadakan kegiatan persuasi dalam usaha
memperkuat, mempengaruhi, serta mengubah pendapat, sifat, sikap dan tingkah
laku seseorang atau khlayak ramai, seyogianya kita menentukan factor-faktor
penentu salam diri sasaran, hambatan atau kendala terhadap persuasi, evasi
persuasi, dan norma-norma kelompok yang dianutnya.
Ada tiga unsur yang bias menentukan efektifitas suatu
komunikasi, yaitu :
1.
Situasi dimana komunikasi itu
berlangsung
2.
Status pribadi komunikan, dan
3.
Ikatan norma-norma kelompok komunikan.
Usaha-usaha menumbuhkan
perhatian dengan memanfaatkan pengaruh stimulus dapat dilakukan melalui
cara-cara penyajian seperti berikut :
a. Objek
yang berubah-rubah dan bergerak
b. Intensitas
objek
c. Pergaulan
d. Bentuk
objek
e. Hal
yang baru dan aneh
f. Hubungan
dengan objek
g. Objek
yang menarik, penting dan berkesan
(halaman 61-63)
TUGAS-TUGAS
PUBLIC RELATIONS
Inti tugas Public Relations adalah sinkronisasi antara
informasi dari perusahaan dengan reaksi dan tanggapan publik sehingga mencapai
suasana akrab, saling mengerti dan muncul suasana yang menyenangkan dalam
berinteraksi perusahaan dengan publik .
Berdasarkan adanya dua jenis publik bagi suatu barang
atau perusahaan (publik intern dan ekstern) maka tujuan piblik relations
diarahkan melqlui dua macam tugas, yaitu :
1.
Internal publik relations
2.
Eksternal publik relation
INTERNAL
PUBLIC RELATIONS
Sudah tentu suasana didalan badan atau perusahaan itu
sendiri yang menjadi target internal public relation, terutama suasan diantara
karyawannya yang mempunyai hubungan langsung dengan perkrmbangan badan kantor
perusahaannya.
Kegiatan public relations ke dalam perusahaan tersebut
diperlukan untuk memupuk adanya suasana yang menyenangkan diantara para
karyawan.
Untuk menciptakan keadaan itu semua kiranya perusahaan
melalui kebijakasanaan internal public relations antara lain berusaha
mengadakan :
1.
Penguuman-pengumuman
2.
Buku pegangan pegawai
3.
Kontak pribadi
4.
Pertemuan-pertemuan berkala
5.
Kotak suara
6.
Laporan pada pemegang saham
7.
Hiburan dan darma wisata
8.
Olahraga
9.
Study tour dan pelatihan
10.
Hadiah-hadiah dan penghargaan
11.
Klinik dan apotik bagi pegawai dan
keluarganya
12.
Tempat-tempat ibaah
13.
Tempat-tempat pendidikan
( halaman 73-78)
EKSTERNAL
PUBLIC RELATIONS
Bagi suatu perusahaan hubungan dengan public di luar
perusahaannya merupakan suatu keharusan yang mutlak. Sesuai dengan sifatnya
dalam masyarakat modern tidak aka nada kemungkinan bagi seseorang atau suatu
badan bias hidup sendiri. Seperti halnya suatu perusahaan tidak akan mungkin
bias berdiri jika tidak bias mendatangkan bahan baku.
Komunikasi yang dilaksanakan baik secara informatif
maupun persuasif bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada hubungannya dengan
kegiatan perusahaan keluar. Adapun masalah atau problem yang perlu dipecahkan
dalam kegiatan eksternal public relations antara lain meliputi :
1.
Bagaimana memperluas pasar bagi
produksinya
2.
Bagaimana memperkenalkan produksinya
bagi masyarakat
3.
Bagaimana cara mendapatkan penghargaan
dan penerimaan dari public.
4.
Bagaimana memelihara hubungan baik
dengan beberapa pejabat pemerintah atau Negara.
5.
Bagaimana memelihara hubungan baik
dengan pers.
6.
Bagaimana memelihara hubungan baik
dengan para pemasok dan publik lain yang berhubungan dengan operational
perusahaan.
PUBLISITAS
(PUBLYCITY)
Publisitas merupakan komunikasi kepada publik melalui
media massa atau secara langsung dan tidak memerlukan suatu bayaran, baik dari
pihak komunikator maupun dari pihak media massa yang bersangkutan. Berbeda
dengan berita, publisitas dibuat dalam bentuk berita bedasarkan keinginan
seseorang atau badan perusahaan untuk memberitahukan kegiatan sehari-hari.
Sedangkan News atau berita adalah pemberitahuan atas
dasar keinginan orang-orang untuk diberi tahu, karenanya publisitas pin harus
mengandung unsure-unsur berita yangmenarik sehingga semua media massa
menyiarkannya.
PERIKLANAN
(ADVERTISING)
Perikalan merupakan suatu kegiatan yang terkait dengan
dua bidang kehidupan manusia sehari-hari yakni ekonomi dan komunikasi.
Dalam bidang ekonomi perikalanan dikenal sebagai salah
satu upaya marketing yang strategis. Perikalan merupakan suatu kekuatan menarik
yang ditujukan kepada kelompok pembeli tertentu, dilaksanakan oleh produsen
atau pedagang agar dapat mempengaruhi penjualan barang atau jasa ke arah yang
menguntungkan.
(halaman 79-91)
Untuk lebih menarik perhatian dan mempengaruhi konsumen
pariwara produk biasanya disajikan dalam bentuk :
1.
Price advertising
2.
Quality advertising
3.
Prestige advertising
PROPAGANDA
Propaganda merupaka kegiatan persuasive untuk
mempengaruhi seseorang, suatu kelo pok, orang banyak dengan dasar-dasar sikologis
agar menerima suatu idea tau hal yang pada waktu tertentu belum diterima atau
belum dianggap bermanfaat.
Ciri khas propaganda
menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
1.
Objeknya merupakan sesuatu hal atau ide yang
baru
2.
Bertujuan menggerakkan seseorang , suatu
kelompok atau orang banyak dengan dasar-dasar psikologis yang bersifat
persuasive, tapi tidak dengan kekerasan, penyuapan, boikot, terror dan
sebagainya.
3.
Proses kegiatannya berlangsung secara
sugestif dan satu jurusan, dalam arti tidak mengharapkan adanya pertanyaan atau
tanggapan.
4.
Sifatnya Subjektif.
PAMERAN
Tujuan utama dari pameran adalah mengundang publik untuk
mengenal, melihat dan mengerti akan hal-hal mengenai kegiatan perusahaan,
terutama sekali hasil produksinya.
Menurut kegiatannya, dalam pameran dikenal
istilah-istilah :
1. Banquet
2. Bazar
3. Exhibition
4. Exposition
5. Fair
6. Festival
7. Show
(
halaman 124-134)
Berdasarkan
macam barang yang dipertunjukkan , pameran terbagi dalam bentuk sebagai berikut
:
1. Pameran
local
2. Pameran
nasional
3. Pameran
internasional
( halaman 133-134)
BAB
3
METODE
PEKERJAAN PUBLIC RELATIONS
Metode
pekerjaan public relations ditekankan pada penelitian terhadap public,
peneletian untuk mengetahui sikap, pendapat, dan tingkah laku public terhadap
kegiatan yang dilakukan perusahaan. Dari hasil penelitian itu dapat ditemukan
fakta dan data yang bisa dipakai untuk menyusun rencana kerja perusahaan
selanjutnya.
PENELITIAN
(RESEARCH)
Secara definitive
penelitian merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisa, dan penyajian
data yang dilakukan secara sistematis dan obyektif untuk memecahkan suatu
persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip
umum.
Penyelidikan operasional merupakan proses yang
menngunakan jiwa dari penyelidikan dasar, dalam hal ini berbentuk teori-teori
ilmiah yang bias digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan yang muncil
pada suatu kedaan tertentu yang sedang di amati.
Secara ilmiah kita
mengenal beberapa jenis penelitian :
1.
Survey, yaitu penelitian yang
dilaksanakan dengan pengumpulan data (bahan) dari sejumlah kasus pada suatu
waktu tertentu
2.
Case study (studi kasus), yaitu
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui siklus suatu kehidupan atau bagian
penting dari siklus itu, kehidupan suatu unit atau kasus.
3.
Activity analysis (analisis kegiatan),
yaitu melakukan penelitian dengan cara mengadakan analisis terhadap kegiatan
atau proses yang dilakukan seseorang, kelompok, atau lembaga.
( halaman 141-144)
4.
Content/ document nalysis ( analisis
dokumen( yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisis dan
menyelidiki catatan dan dokumen yang terkait dengan objek penelitiannys.
5.
Penelitian follow-up, suatu penelitisn
yang bertujuan untuk menyelidiki insane-insan yang telah kembali dari suatu
lembaga tertentu setelah selesai mengikuti program tertentu.
Dalam hal ini,
penelitian langsung dapat memberikan beberapa keuntungan, seperti :
a.
Peneliti dapat merumuskan kembali
masalahnya selama observasi itu berlangsung terus.
b.
Hubungannnya yang erat dengan situasi
yang sebenarnya memberikan kemungkinan baginya untuk menghindari
pertanyaan-pertanyaanyang tidak berguna.
c.
Secara teratur ia dapat mengubah
kategori-kategori yang doperlukan bagi penelitiannya.
d.
Memberikan kemungkinan baginya untuk
memperoleh bahan-bahan yang lebih akurat dan mendalam.
(
halaman 141-146)
e.
Dapat menyimpulkan bahan-bahan yang pada
saat itu kelihatanyya tidak berhubungan dengan masalah penelitiannya, akan
tetapi mungkin akan berguna kelak dikemudian hari,
Observasi yang baik
hendaknya dilaksanakan dengan:
a.
Perencanaan yang teliti dan sistematis
b.
Penuh pengertian dan pengetahuan
peneliti terhadap apa yang diamatinya.
c.
Pemisah fakta dan interprestasinya.
d.
Sikap objektif dan peneliti.
e.
Pengecekan kembali guna penguatan
hasilnya, bahkan kalau perlu observasi bias diulang kembali.
f.
Pencatatan yang teliti dan seksama.
Wawancara
atau lazim pula disebut interview, dapat disampaikan dengan angket dalam bentuk
lisan. Untuk memperoleh data yang diharapkan dengan mudah serta wawancara
berjalan lancer, hendaknya dipehatikan hal-hal berikut :
a. Suasan
dimana wawancara akan berlangsung diusahakan tidak kaku, santai, penuh
keakraban, dan menyenangkan.
b. Sikap
ramah-tamah dalam pembicaraan di saat wawancara itu berlangsung perlu
dipertahankan.
c. Pewawancara
hendaknya wajar dan tetap sopan.
(halaman 147)
d. Wawancara
bukan kesempatan untuk memamerkan kecakapan atau pengetahuan orang yang
melakukan wawancara tetapi membutuhkan pendapat orang yang diwawancarainya.
e. Usahakan
agar dapat memperoleh keterangan yang selengkap-lengkapnya, kalau mungkin bias
menggunakan stenografi, tape recorder, atau alat-alat lainnya yang bias meliput
pembicaraan itu selengkapnya.
PERENCANAAN
(PLANNING)
Dari laporan hasil penelitian tadi, diperoleh bahan untuk
menyusun rencana kerja dalam kegiatan public relations berikutnya maka atas
dasar fakta dan data ataupun persoalan-persoalan yang dijumpai pada hasil
penelitian dimaksud, disusunlah suatu rencana kerja.
Karenanya suatu perencanaan yang baik hendaknya mencakup
persoalan yang terdiri dari What, Why, Where, Who, dan How, atau disingkat
menjadi 5W dan 1H. secara rinci persoalan dimaksud meliputi hal-hal sebagai
berikut :
1.
APA rencananya,
dalam arti, tujuan (maksud) apakah yang hendak dicapai ?
2.
MENGAPA (apa
sebabnya) demikian ?
3.
DI MANA tempat
operasinya akan dilaksanakan ?
4.
KAPAN rencana itu akan dilaksanakan ?
5.
SIAPA yang
akan melaksanakan ?
6.
BAGAIMANA cara terbaik yang harus dilaksanakan (dijalankan) ?
PELAKSANAAN
(ACTION)
Setelah rencananya cukup matang san disrtujui oleh semua
puhak terkait, maka tiba waktunya untuk mengadakan pelaksanaan kerja dalam hal
mewujudkan rencana itu. Dalam hal ini berbagai cara dan teknik dapat dilakukan,
di antaranya :
a.
Pendekatan terhadap pegawai (internal
public)
Pendekatan
terhadap pegawai merupakan pendekatan yang berdasarkan hubungan para pegawai
itu dengan lingkungan pekerjaannya, sampai sejauh mana kesadaran mereka dalam
hal tanggung jawab terhadap lingkungan pekerjaannya.
b.
Pendekatan kepada umum (public
eksternal)
Suatu
oendekatan yang bertujuan mencari dukungan dan kepercayaan dari public,
khususnya publik yang ada di luar perusahaan, perlu dilakukan dalam mewujudkan
harmonisasi hubungan di antara perusahaan dengan publiknya.
(halaman 152-156)
PENILAIAN
(EVALUATION)
Tahap berikut ini dimaksudkan dengan memeriksa sampai
dimana program atau rencana yang telah digariskan itu dapat dilaksanakan. Dalam
tahap ini diadakan pengukuran dan penilaian mengenai :
a. Apakah
hasil kerjanya sesuai dengan rencana yang telah digariskan ?
b. Apakah
segala sesuatunya dilaksanakan sesuai dengan instruksi serta pedoman yang telah
diberikan ?
c. Adakah
kesulitan-kesulitan dan kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam mengerjakan
program itu ?
d. Adakah
efisiensi dilakukan dalam pekerjaan itu ?
Dengan
demikian dapat diketahui hal-hal yang perlu mendapatkan pehatian lebih lanjut,
demi kesempurnaan cita-cita perusahaan selanjutnya.
( halaman 158)